× Home Polling Quiz Dictionary Login
Avatar

Rahasia menjadi Kaya

May 11, 2020 Buku 625 Views


Judul buku: Rich Dad Poor Dad
Pengarang:Robert T. Kiyosaki and Sharon L. Lechter CPA
Penerbit:PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun:2019
Kota:Jakarta
Harga buku:Rp.100.000,-
ISBN:978-602-03-3317-5

Alasan utama orang bersusah payah secara finansial adalah mereka menghabiskan waktu bertahun-tahun di sekolah tapi tidak belajar apapun mengenai uang –hal. 35.
Buku yang menarik ini ditulis oleh Robert T. Kiyosaki -- seorang investor, usahawan, penulis dan motivator. Kiyosaki Manusama menjadi terkenal karena buku yang ditulisnya berjudul Rich Dad, Poor Dad. Buku ini merupakan bagian dari seri buku-buku dan material lain tentang motivasi. Ia telah menulis 15 buku yang secara akumulatif telah terjual lebih dari 26 juta buah.[1] Meski ia memulai penerbitan bukunya dengan menerbitkan sendiri, buku-bukunya kemudian diterbitkan oleh Warner Books, sebuah divisi dari Hachette Book Group USA, penerbit buku yang cukup terkenal di Amerika Serikat. Pada saat ini, buku-buku barunya diterbitkan oleh perusahaan penerbitan miliknya yaitu "the Rich Dad Press imprint". Tiga dari bukunya yaitu Rich Dad Poor Dad, Rich Dad's CASHFLOW Quadrant, dan Rich Dad's Guide to Investing, telah menjadi 10 buku terlaris secara berkesinambungan di The Wall Street Journal, USA Today serta New York Times. Buku Rich Kid Smart Kid yang diterbitkan pada 2001, diterbitkan dengan maksud membantu orang tua merancangkan keuangan bagi anaknya. Dia telah membuat tiga macam papan permainan "Cashflow" berikut perangkat lunaknya, baik bagi anak-anak maupun dewasa. Ia juga memiliki kaset dan piringan magnetik kompak bagi seri "Rich Dad"-nya. Selain itu ia juga menerbitkan buletin bulanan (Wikipedia)
Buku ini diawali dengan menceritakan bahwa Robert Kiyosaki memiliki dua orang yang berpengaruh dalam kehidupannya, yang satu adalah ayahnya sendiri sedangkan yang lain adalah ayah temannya. Kedua ayah tersebut memiliki latar belakang dan sudut pandang yang berbeda. Perbedaan tersebut membuat Robert memiliki dua sudut pandang yang kontras terhadap beberapa hal khususnya masalah uang.
Hal penting dari buku Rich Dad Poor Dad ini adalah:

# Pelajaran 1: Orang Kaya Tidak Bekerja untuk Uang
Ayah yang kaya menawarkan supaya mereka bekerja untuknya agar ayah Mike dapat mengajari mereka atau tidak mendapatkan pelajaran sama sekali. Tentunya Robert harus merelakan kegiatannya bermain jika mengambil penawaran ini. Akhirnya, Robert dan Mike mulai bekerja untuk Rich Dad.
Singkat cerita, Robert komplain ke Rich Dad karena bayaran yang diterimanya terlalu kecil. Namun, alih-alih mendapat kenaikan gaji, Robert malah ditawari bekerja tanpa bayaran jika masih ingin belajar tentang cara uang bekerja untuk kita, bukan kita yang bekerja untuk uang. Dari sinilah pelajaran dimulai, Robert dan Mike bekerja tanpa dibayar.
"…Kamu cukup mengetahui bahwa rasa takutlah yang membuat kebayakan orang bekerja pada satu pekerjaan. Takut kalua tidak bisa membayara rekening mereka. Takut kalua dipecat takut kalua tidak cukup uang. Takut untuk memulai kembali itulah harga studi untuk mempelajari sebuah profesi atau trade (perdagangan). Dan kemudian bekerja untuk uang, kebanyakan orang menjadi budak uang dan kemudian marah pada bos mereka.—hal 32

# Pelajaran 2: Mengapa Mengajarkan Melek Finansial?
Pelajran kedua, Robert bercerita puluhan tahun setelah pertemuannya dengan Rich Dad. Lesson 2 ini diawali dengan cerita mengenai orang-orang kaya pada zamannya yang berakhir tragis karena tidak memiliki financial literacy yang baik. Ya, kamu tidak salah baca, mereka ada orang-orang kaya yang memiliki jabatan penting seperti CEO, direktur, spekulan pasar saham yang sukses, dan lainnya. Mereka memiliki penghasilan besar namun berakhir dengan hutang, kecanduan obat terlarang, bahkan bunuh diri. Semua itu disebabkan oleh minimnya pengetahuan tentang keuangan.
Financial literacy merupakan pondasi yang kuat. Sebagaimana jika kita ingin membangun gedung pencakar langit, maka kita harus membuat pondasi yang dalam. Berbeda jika kita hanya ingin membangun rumah tinggal sederhana, pondasi yang tidak terlalu dalam sudahlah cukup. Namun sayangnya banyak orang yang ingin membangun gedung pencakar langit namun pondasinya dangkal seperti pondasi rumah tinggal.
Robert menjelaskan peraturan sederhana supaya menjadi kaya. Peraturan itu adalah membedakan aset dan kewajiban, kemudian membeli aset. Aset adalah sesuatu yang membawa uang masuk ke kantong kita, sedangkan kewajiban membuat uang keluar dari kantong kita. Peraturan sederhana ini dilakukan oleh orang kaya, namun tidak oleh kelas menengah dan orang miskin. Orang kaya membeli aset, orang miskin hanya memiliki beban pengeluaran, dan orang kelas menengah membeli kewajiban yang dikira aset. Contoh yang diberikan Robert adalah dalam membeli rumah, orang miskin dan kelas menengah menganggap rumah adalah aset yang paling berharga, sedangkan bagi orang kaya rumah adalah kewajiban.

"Penyebab utama kesulitan finansial adalah semata-mata tidak tahu antara perbedaan asset dan liabilitas……”-- Hal 65
Ketidak tahuan ini bukan karena semata-mata karena perbedaan kamus, namun karena adanya perbedaan sudut pandang, seperti dicontohkan "rumah yang kita tempat” dengan segala macam bentuk dan harganya di mata Ayah yang kaya adalah liabilitas  karena akan memunculkan biaya-biaya antara lain perawatan dll, namun dalam sudut pandang Ayah Miskin rumah adalah asset terbesar dari kebanyakan orang.sederhananya Aset adalah ketika benda yang kita miliki dapaty memberikan tambahan penghasilan sedangkan Liabilitas adalah Benda yang dimiliki yang secara periodic akan menimbulkan biaya-biaya yang rutin selama kita memilikinya.
Kolom asset orang kaya akan menghasilkan lebih dari sekedar pemasukan yang cukup untuk menutup pengeluaran . kolom asset terus tumbuh dan pemasukan yang dihasilkan juga tumbuh bersamanya hasilnya orang kaya semakin kaya —Hal 84

#Pelajaran 3: Urus Bisnis Anda Sendiri
Pelajaran ketiga Buku Rich Dad Poor Dad mengambil contoh Ray Kroc, banyak orang mengira bahwa ia berbisnis jualan hamburger. Memang benar dia menjual franchise hamburgernya, namun lebih dari itu, Ray berbisnis properti.
Robert menjelaskan kembali hal yang ia bahas di lesson 2, kebanyakan orang bekerja untuk perusahaan tempat ia bekerja, bekerja untuk pemerintah melalui pembayaran pajak, dan bekerja untuk bank untuk membayar tagihannya. Banyak orang mengira profesinya adalah bisnisnya. Contoh, Robert bertanya kepada seorang banker, bisnis apa yang banker tersebut jalani. Banker tersebut menjawab bahwa, ia bisnis bank. Namun, saat ditanya apakah ia memiliki bank tersebut, ia menjawab tidak.
Banyak orang tidak "Mind Your Own Bussiness", begitulah kata Robert. Maksudnya, setiap orang seharusnya memiliki aset dan memikirkan asetnya tersebut. Aset tersebut sebaiknya sesuatu yang disukai, karena seseorang akan lebih senang melakukan hal-hal yang ia sukai. Robert memberi contoh aset yaitu wirausaha yang pemiliknya tidak perlu bekerja di situ, saham, obligasi, real estate, dan lain-lain. Robert sendiri menyukai real estate dan saham perusahaan start up.

#Pelajaran 4: Sejarah Pajak dan kekuatan Korporasi
Bab ini diawali dengan asal muasal berlakunya pajak di Britain dan United States. Disebutkan bahwa awalnya pajak digunakan untuk mengambil dari si kaya ke si miskin. Pajak awalnya digunakan untuk keperluan perang, tetapi akhirnya diberlakukan secara terus-menerus.
Si kaya tidak serta merta comply terhadap pajak, tetapi menemukan jalan untuk dapat melindungi diri dengan menggunakan entitas perusahaan. Perusahaan dibangun oleh si kaya supaya pengenaan pajak dikenakan setelah ada pengeluaran, simplenya earn-spend-tax sedangkan middle class dan si miskin earn-tax-spend.
Dalam Buku Rich Dad Poor Dad Robert juga menjelaskan 4 hal yang harus dipahami supaya IQ financial meningkat, yaitu akuntansi, investasi, pasar, dan hukum.

#Pelajaran 5: Orang Kaya Menciptakan Uang

Diawali dengan penemuan telepon oleh Alexander Graham Bell, penolakan yang dialaminya hingga munculnya perusahaan AT&T. Robert menjelaskan kembali pentingnya mengembangkan IQ finansial. Perkembangan jaman selalu memberikan kesempatan yang berbeda pada setiap masanya, pada jaman dahulu, pemilik tanahlah yang terkaya, hingga hadirnya era industri sampai ke era informasi. Informasi membawa perubahan yang sangat cepat sehingga yang tidak dapat mengikuti perubahan itu akan tertinggal. Kebanyakan orang mengikuti solusi permasalahan kuno yaitu kerja keras, menabung, dan meminjam uang. Di era yang berubah sangat cepat, solusi itu nampaknya sudah kurang relevan. Kita harus meningkatkan pengetahuan finansial, karena dengan kemampuan finansial yang baik, kita dapat menciptakan keberuntungan kita sendiri. Namun, hanya sedikit orang yang menyadari bahwa keberuntungan itu diciptakan, sama seperti uang. Robert memberi contoh bagaimana ia menciptakan uang dari bisnis real estate. Ia membeli rumah dengan harga murah kemudian menjualnya kembali dengan harga mahal hanya dalam beberapa bulan. Ia dapat melakukannya karena melihat kesempatan pada saat krisis ekonomi, dengan kemampuan finansial yang ia miliki, ia melihat peluang tersebut, dan dengan mudah menciptakan uang dari hasil jual beli real estate. Selain real estate, ia juga memberikan contoh investasinya pada perusahaan kecil yang dikelola dengan baik hingga akhirnya menjadi perusahaan go public, dan harga sahamnya naik berkali-kali lipat. Dalam Buku Rich Dad Poor Dad, Robert menjelaskan cara alamiah manusia untuk belajar, yaitu mengalami kegagalan dan bangkit, sama seperti belajar berjalan maupun bersepeda, awalnya mungkin jatuh namun pada akhirnya menjadi mahir. Banyak orang takut mengalami kegagalan dan akhirnya tidak berani mencoba. Winners are not afraid of losing, but lossers are. Dalam Buku Rich Dad Poor Dad, Robert menyebutkan bahwa ada 2 macam investor, yaitu yang membeli produk yang sudah jadi dan investor yang "merakit" beberapa hal menjadi sesuatu yang baru. Untuk dapat menjadi investor tipe kedua, investor harus pintar melihat peluang, tahu cara meningkatkan uang, dan mengorganisir orang.

#Pelajaran 6: Bekerja untuk Belajar. Jangan Bekerja untuk Uang

Di pelajaran terakhir Robert banyak menceritakan bagaimana dia keluar masuk dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang untuk mempelajari sesuai untuk mendapatakan ilmunya yang akan diimplementasikan kedalam bisnisnya sendiri. Biarpun karir dan gajinya bagus Ayah saya yang kaya bangga pada saya. Ayah saya yang berpendidikan malu. Karena sebagai orang intelektual, dia berpikir bahwa orang penjualan dibawah dia. Saya bekerja pada Xerox selama empat tahun sampai saya mengatasi ketakutan saya untuk mengetuk pintu dan ditolak, setelah saya dapat secara konsisten berada di lima top penjualan saya kembali mengundurkan diri dan pindah, meninggalkan karier besar di sebuah perusahaan yang luar biasa. --hal 155