× Home Polling Quiz Dictionary Login
Avatar

Sang Penata Rambut Harare (Bab 9)

September 21, 2020 Novel 180 Views


The Hairdresser of Harare sebuah karya sastra karangan Tendai Huchu, pertama kali dipublikasikan tahun 2010. Mengisahkan kehidupan Zimbabwe Kontemporer dilihat dari sudut pandang Sang Penata Rambut yang bekerja di sebuah Salon di Kota Harare.

Bintik kecil baru diwajahku sangat mengganggu. Di dagu bagian dalam  dan  tidak ada yang bisa kukerjakan untuk menyingkirkannya. Dia terpampang dan seluruh dunia dapat melihatnya. Ini hanya dua minggu sejak kehadiran Dumi dan salon lebih sibuk dua kali lipat. Kita tidak lagi melayani pelanggan tanpa melakukan perjanjian terlebih dahulu, kecuali untuk potong rambut pria. Buku perjanjian penuh dan kami bekerja lebih lama dari biasanya. Sangat sulit untuk menata rambut pelanggan, ketika setiap lima menit telepeon berdering untuk permintaan perjanjian.

Tentu saja bintangnya Dumi. Para wanita menyebutnya dengan aksen palsu. Setiap kali dia keluar selalu keluar komentar betapa kerennya dia, betaba hebat tubuhnya. Untuk menemukan pria yang dapat merawat dirinya sendiri di Zimbabwe hampir tidak mungkin, namun seberapa besar untuk menemukan yang dapat merawat dirimu juga" Kata seseorang. Seoarang pria yang nyaman dengan maskulinitasnya sendiri sangat sulit untuk ditemukan.

Sampai sekarang tidak ada yang repot mencari tahu bagaimana dia menjadi penata rambut, dimana dia belajar. Mereka menerima begitu saja dia mennjadi dewa penata rambut. Dia juga memulai sesuatu yang kita dengar yang sebelumya tidak pernah ada di salon. Ada kengerian terasa ketika dia menyanyakan pelanggan (kita tidak lagi menyebut konsumen) kontrasepsi apa yang dikenakan.

Charlie Boy malu dan pura-pura membaca koran usang yang berumur seminggu.

"Pacarku dan aku menggunakan kondom." Kata wanita itu tanpa tersinggung sedikitpun.

"Sepanjang waktu?"

"Tentu."

"Bagus itu. Untuk menjaga dari sesuatu yang tidak diiginkan. Apakah kamu pernah mendengar femidom?" Dia berkata sambil mengambil satu pak dari lantai.

"Aku pernah mendengar namun belum pernah melihatnya."

Dia mengeluarkan dari bungkusannya apa yang dinamakan femidom. Berupa selubung karet yang lebar dengan cincin besar disatu sisi dan cincin kecil disisi satunya. Dia seperti guru sekolah menengah tanpa malu sedikitpun. Jari-jarinya yang ramping menjulurkannya agar kami semua bisa melihatnya.

"Ini sangat mudah digunakan.Kamu tinggal meletakkannya sebelum melakukan hubungan badan. pelintir cincin kecil disini seperti ini, taruh di umm... cincin sebelah luar melewati bukaan untuk melindungi dari setiap kejadian dan sesuatu yang berada disana, dan kamu dapat melanjutkan kegiatanmu. sesederhana itu dan petunjuk ada di bungkusnya. "

Wanita itu memegangnya dan memainkannya. dan itu sudah diedarkan dan semua pelanggan melihatnya.

"Kamu yakin ini gak akan tertelan?"

"Ini lebih bagus daripada kondom dan tidak selip"

"Kamu punya yang lainnya?"

"Aku memiliki beberapa conmtoh jika ingin mencobanya. Brang lainnya akan dikirimkan meninggu depan dan langusng akan dilakukan penjualan. Dan tentu saja murah.

"Aku suka ini. Memberikan kontrol padaku, karena pria kadang-kadang tidak suka memakainya. Semua orang mengambil satu termasuk Charlie Boy yang katanya untuk uji coba. Agnes menyembunyikannya di tas kertas dibawah baju rajutnya. aku menolaknya karena tidak lagi tidur dengan pria. Sebenarnya aku tidak tahan untuk mengambil apapun darinya. Aku bertanya-tanya apa yang akan Ny Khumalo lalukan ketika menyadari tempat usahanya menjadi tempat bordil? Tak perlu menunggu lama. Ny Khumalo masuk dan semua buru-buru menyembunyikannya. Hanya satu orang yang tidak menyembunyikan yaitu Dumi yang sedang memegang karet itu diatas kepalanya. Seiring ruangan hening.

"Vimbai, apa yang sedang terjadi?" Katanya.

"Tanya Dumisani" kataku mengalihkan pertanyaan. Dia berdiri dengan posisi tangan akimbo menunggu penjelasan. Aku yakin rayuan Dumi tidak akan mempan melawan kekuatan katolik Ny Khumalo.

"Aku menunjukkan wanita-wanita ini femidom. Aku mendapatkannya dari NGO, kita dapat menjualnya di salon ini.

"Kamu seharusnya memasang beberapa poster agar pelanggan kita mengetahui kita menjualnya. Aku tidak tahu kenapa tidak seorangpun berpikir seperti itu. Tidak lama lagi semua salon akan mengikuti kita. kamu lihat saja nanti. Aku pasang telingaku untuk memastikan yang aku dengar adalah benar. Semua orang tertawa cekikan seperti paduan suara yang grogi. Kita tidak tahu wanita sepeti Ny, Khumalo memiliki perhitungan yang sederhana. Buat tambahan sedikit untuk pelanggan dengan kondom akan membuat hidupnya lebih panjang kemudian mereka tetap datang dan memberikan kita uang. Anak emas tidak pernah melakukan keasalahan.

Ada dua amplop coklat di meja ketika aku pulang, Aku tahu pasti apa itu. Chiwoniso menarik lengan bajuku.

"Ibu sedang sibuk, mainlah dengan Sisi Maidei."

Dia menarik lengan bajuku lebih kuat lagi tanganku bergerak reflek,. Dan kemudian yang aku ingat anakku terjatuh di lantai dan menangis Maidei bergegas masuk dan meraihnya. Dia menggendong dekat dadanya. Aku melambaikan tanganku tanda menyuruhnya pergi. Untuk pertama kalinya aku membaringkan tanannya ke tubuhnya. Tangisnya yang lembut meluluhkan hatiku.

Dewan kota ingin tarifnya segera dilunasi dan ZESA telah mengirimkan peringatan terakhir selebelum aliran litrikku diputus. Jika tidak ada uang tunai yang ditinggalkan robert untukku, aku tidak akan sampai sejauh ini. Ini akan menghabiskan seluruh gajiku untuk memepertahankan tempat ini tanpa bisa berpergian dan melunasi uang sekolah Chiwoniso, Kenapa Bapaknya begitu idiot.

Aku mencintai anak gadisku tapi terkadang ketika melihat wajahnya aku marah dengan yang diperbuat ayahnya. Ketika aku hamil dia berubah seperti lampu yang dimatikan.

"Kamu sudah tidak lagi perawan ketika aku menidurimu. Bagaimana aku tahu itu anakku?"

Dia tahu benar mengapa aku sudah tidak perawan lagi, dan menggunakannya untuk memojokkanku. Lelaki sangatlah lembut ketika berpacaran dan akan berubah total setelah mendapatkan sesuatu. Aku tidak mengharapkan Philips, dia berbeda. DIa bilang mencintaiku dan akan meninggalkan istrinya untukku.  Terlalu muda aku saat itu untuk mengetahui kebohongan itu. Itu tak berapa lama aku mendengar desas-desus setengah lusin gadis di penjuru negeri mengalamai hal yang sama. Bulan pertama kelahiran Chiwoniso, Philip tidak kelihatan. Kemudian suatu hari dia mengirimkan sopir ke rumah dengan membawa uang dan beberapa popok. Bahkan dia menelpon untuk mengetahui keadaan bayinya. Ada secercah harapan, tetapi harapan yang bodoh.

Aku tidak lagi melihatnya selema lima tahun kemudian, tetapi aku sanggat berterima kasih dengan aplop berisi uang ketiak dia datang. Untuk biaya sekolah anakku, pakaian, makanan, obat dan suatu hari dia menampakkan diri di gerbang, ketika aku baru saja pindah ke Eastlea. Dia terhuyung keluar dari mobil dengan memegang botol bir isinya tumpah kemana-mana.

"Aku ingin melihat anakku." Dia berkata melantur.

"Philips ada apa denganmu?" Dia tidur datanglah besuk pagi/" Kataku kesal.

Dia memojokkanku di pintu dan mencoba menciumku. Aku berkata tidak dan mengatakan dia mabuk.

"Aku tidak peduli, kamu gundikku, aku telah membayarmu dengan uang setiap bulan hingga kamu dapat tinggal di rumah bagaus dan memakai baju yang bagus pula. Kamu gundikku dan aku bisa memilikimu kapan saja." Dia mencoba lagi. Tetapi dia mabuk aku mendorongnya keluar rumah, Dia mengumpat dan memecahkan kaca jendela sebelum pergi dan pingsan.

Sejak saat itu dia tidak lagi mengirimkan uang. Beberapa orang mengatakan padaku untuk memperkarakan kasus ini, tetapi aku terlalu bangga aku tidak akan memberikan akses ke akanku, walaupun aku tahu setelah dia dewasa pasti akan menanyakan siapa ayahnya. Sampai saat itu menjaganya tetap aman adalah pioritasku. tetapi sekarang aku membutuhkan uang lebih.